Pada hari Rabu, 24 Januari 2018 bertempat di Aula Puskesmas Depok I diselenggarakanlah Orientasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Tujuan penyelenggaraan STBM ini adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Diharapkan pada tahun 2025 Indonesia dapat mencapai sanitasi total untuk seluruh masyarakat sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia.
Kepala Puskesmas Depok I menyampaikan, ada 5 (lima) Pilar STBM.
Yaitu: (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS); (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS); (3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT); (4) Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT); dan (5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).
Pelaksanaan program STBM tersebut bersifat lintas sektoral dengan Puskesmas sebagai leading sektornya. Kegiatan lintas sektoral ini mulai dari Kantor Kecamatan, Polsek, Danramil, sampai KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan.
KUA Kecamatan pun mempunyai peran dan fungsi yang cukup strategis. Yakni: memotivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, higienis, dan saniter dengan bahasa dan dengan pendekatan nilai-nilai agama.
Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Kecamatan Depok, Trijoko, SH., dalam sambutannya menyampaikan bahwa program STBM akan berhasil guna dan berdaya guna apabila mendapatkan dukungan dari segala lapisan masyarakat.
Seluruh komponen masyarakat harus terlibat dalam analisis permasalahan-perencanaan-pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan. STBM pun harus menjadi perilaku dan budaya masyarakat secara mandiri.
Pemerintah Kabupaten Sleman lewat Perda Nomor 4 Tahun 1992 telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu SLEMAN SEMBADA.
Secara harfiah, slogan SLEMAN SEMBADA diartikan sebagai kondisi yang Sehat, Elok dan Edi, Makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya, Aman dan Adil, Damai dan Dinamis, serta Agamis.
Jadi salah satu arti harfiah SLEMAN SEMBADA adalah Bersih dan Berbudaya. Dengan demikian,program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) selaras dan sangat sinergis dengan slogan SLEMAN SEMBADA.
Sementara itu menurut Kepala KUA Kecamatan Depok, Eko Mardiono, S.Ag., MSI., program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) juga selaras dan sesuai dengan ketentuan ajaran Syariat Islam. Agama Islam sangat memperhatikan pentingnya dan urgensi hidup sehat dan bersih.
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Syariat Islam pun menempatkan perilaku hidup bersih ke dalam posisi yang sangat penting.
Perintah untuk hidup bersih disebutkan secara bersamaan dengan perintah untuk melaksanakan shalat, membayar zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, misalnya sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT Surat al-Ahzab ayat 33.
Salah satu Lima Pilar STBM adalah Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Islam pun melarang orang buang air sembarangan.
Misalnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat, yaitu buang air besar di sumber air, di tengah jalan, dan di bawah pohon yang teduh.” (HR Abu Dawud).
Pilar STBM kedua adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Ajaran Islam pun juga sangat memperhatikan higienitas tangan. Islam memberikan tuntunan bahwa apabila seseorang memegang makanan, maka hendaklah menggunakan tangan kanan.
Sebaliknya apabila membasuh kotoran, gunakanlah tangan kiri. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu kencing, maka jangan memegang zakarnya dengan tangan kanan dan jangan pula membasuh kotoran (cebok) dengan tangan kanan.” (HR Bukhari Muslim).
Begitu pula dengan Tiga Pilar STBM lainnya. Ketiganya juga selaras dan sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Oleh karena itu, warga masyarakat harus berperilaku hidup sehat, bersih, dan saniter dan itu merupakan bagian dari amal ibadah kepada Allah SWT, demikian Eko Mardiono.
0 komentar:
Posting Komentar